-senyuman-

bling...bling

Thursday, July 28, 2011

PENDAKWAH KRISTIAN PELUK ISLAM -( tewas berhujah dengan seorang haji )

Lelaki bernama Bisara Sianturi ini bukannya sembarangan lelaki. Dia ialah anak muda yang fanatik dengan agama Prostestan.

Apa yang menarik mengenai Bisara ini, ialah percubaannya untuk mempengaruhi sebuah keluarga muslim di Medan agar menerima ajaran Kristian Prostestan berkesudahan dengan kegagalan.

Namun dari ketewasannya berdialog dengan seorang haji, menjadi penyebab dia mendapat hidayah dari Allah SWT.

Bisara Sianturi dilahirkan di Tapanuli Utara pada 26hb Jun 1949. Dia dibesarkan dalam didikan keluarga yang taat penganut Prostestan.

Pada tahun 1968 Bisara telah merantau ke Kota Medan. Nasibnya agak baik kerana berkesempatan berkenalan dengan keluarga Walikota(Datuk Bandar) Medan ketika itu, Ahmad Syah.

Dari kemesraan hubungan itu dia mendapat kesempatan tinggal bersama-sama di rumah keluarga walikota berkenaan.

Bisara mengaku, selama tinggal di rumah keluarga walikota tersebut, dia cuba mendakwah anak-anak walikota itu lagu-lagu gereja. Kebetulan anak-anak walikota dekat dengannya dan suka dengan lagu-lagu yang diajarkannya.

Sementara walikota sendiri tidak pernah marah kepadanya. Bahkan dia pernah bertanya kepada walikota tentang agama apa yang baik. Walikota itu menjawab, bahawa semua agama itu baik.

Pemikiran terbuka walikota seperti itulah uyang membuatnya senang dan berani mengajarkan lagu-lagu gereja kepada anak-anaknya. Menurutnya, kalau orang sudah memeliki pemikiran seperti ini, biasanya akan mudah diajak masuk Kristian.

“Saya berniat mengkristiankan keluarga ini. Pertama-tama melalui anak-anaknya dulu. Makanya saya ajari mereka lagu-lagu gereja. Anehnya, mereka suka sekali dengan lagui-lagu yang saya ajarkan,” kenang Bisara Sianturi.

Usaha Bisara untuk mengkristiankan keluarga walikota melalui anak-anaknya ternyata tidak boleh berjalan dengan lancar. Di rumah walikota itu tinggal juga bapa mertuanya, Haji Nurdin.

Meskipun walikota tidak merasa keberatan anak-anaknya diajarkan lagu-lagu gereja, tetapi Haji Nurdin tidak suka kalau cucu-cucunya diajarkan lagu-lagu gereja oleh Bisara.

Pada suatu petang, di ruang depan rumah walikota, Haji Nurdin mengajak Bisara untuk bercakap masalah serius. Haji Nurdin yang luas pengetahuan agamanya ini mengajaknya berdialog mengenai agama. Bahkan beliau menawarkan diri untuk masuk Kristian jika Bisara mampu menyakinkan Haji Nurdin melalui hujah-hujahnya.

“Kalau kamu boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan benar, saya berserta keluarga saya seluruhnya dengan ikhlas dan sukarela akan mengikuti kepercayaan kamu,” kata Haji Nurdin waktu itu.

Tawaran itu tentu saja menggugat hati Bisara. Dia dengan bersemangat menyanggupinya. Dia mengira akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan Haji Nurdin dengan mudah. Ternyata kemudiannya semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Haji Nurdin membuat keyakinnannya terhadap Kristian pula goyah.

“Mana lebih dahulu Tuhan dengan air?” tanya Haji Nurdin.

“Pak Haji ini bercanda. Anak kecil juga bisa menjawab,” ucap Bisara.

“Saya tidak bercanda. Kalau kamu boleh menjawapnya, saya dan keluarga akan masuk agamamu!” tegas Haji Nurdin.

“Tentu lebih dahulu Tuhan, kerana Tuhanlah yang menciptakan air,” jawab Bisara.

“Kalau begitu, bila Tuhan kamu lahir? Bukankan Tuhanmu, Jesus, lahir pada tahun 1 Masehi? Bukankah tarikh Masehi yang kita pakai sekarang ini mengikuti tarikh kelahiran Jesus? Bukankah sebelum Jesus lahir setelah ada air? Kalau begitu air lebih dulu ada sebelum adanya Tuhanmu?” balas Haji Nurdin. Bisara kebingungan sendiri. Tetapi dia dengan mudah menjawabnya kembali.

“Jesus itu’ kan anaknya Tuhan.”

“Bukankah dalam ajaran agamamu dikenal ajaran “Trinitas” yang menganggap tiga tuhan, iaitu Tuhan Bapak, Jesus dan Roh Kudus sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan? Satu bererti tiga dan tiga bererti satu. Kalau demikian, tidak mungkin kita memisahkan Tuhan Bapak, Jesus dan Roh Kudus.

“Kalau Tuhan Jesus jatuh atau diragukan dengan pertanyaan seperti tadi, bererti yang lain juga ikut jatuh,” kata Haji Nurdin.

Bisara tambah bingung. Ianya tidak boleh membantah lagi.

“Yang kedua. Dalam Injil Matius pasal 27 ayat 46, disebutkan bahawa Jesus meminta tolong ketika sedang disalib. Cuba kamu fikir, bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Sempurna minta tolong, Kalau Tuhan minta tolong, bererti dia tidak pantas dianggap Tuhan,” kata Haji Nurdin.

Kali ini Bisara tambah terkejut. Dia tidak menyangka Haji Nurdin mengerti banyak tentang Injil. Oleh itu, dia tidak mampu menjawab lagi.

Bisara kesal, meskipun semua meresap ke dalam hatinya, tetapi ia tidak menerima begitu saja. Dia balik bertanya kepada Haji Nurdin tentang kebiasaan orang islam menyunat anak-laki-lakinya.

“Saya hairan dengan orang Islam. Katanya Tuhan maha sempurna, apa yang diciptakan oleh Tuhan sudah sempurna, tetapi umat Islam malah merubah ciptaan Tuhan, Bererti orang Islam lebih hebat daripada Tuhan?

“Buktinya, Allah sudah menciptakan lelaki dengan sempurna, mengapa oleh orang islam lelaki itu harus disunat? Bukankah ini bererti orang Islam lebih hebat dari Tuhan?” tanya Bisara.

Terhadap pertanyaan itu, Haji Nurdin tidak hilang akal. Dia meminta anak muda itu untuk diam dulu di tempatnya, sementara beliau sendiri segera pergi ke pinggir jalan.

“Kamu tunggu di sini dulu sebentar. Saya akan kembali lagi cepatnya,” jawab Haji Nurdin seraya melangkah keluar rumah. Tidak berapa lama kemudian Haji Nurdin sudah kembali dengan membawa sebiji durian.

“Kamu suka durian?” tanya Haji Nurdin.

“Suka!” jawab Bisara.

“Sekarang kamu makan durian ini, tetapi jangan kamu buka kulitnya,” tawar Haji Nurdin.

“Bagaimana mungkin saya makan buah ini tanpa membuka kulitnya?” tanya Bisara.

“Bukankah Tuhan sudah menciptakan durian dengan sempurna seperti itu?” balas Haji Nurdin.

Bisara semakin terkejut. Dia tidak menduga orang tua dihadapannya begitu cerdas dan luas pengetahuannya sehingga sebiji durian boleh dijadikan jawapan terhadap pertanyaannya.

Percakapan dengan Haji Nurdin itu membuat seluruh bangunan keyakinan yang selama ini dipegangnya menjadi rapuh. Dia jadi bimbang. Di tengah kebimbangan itulah hidayah dari Allah datang kepadanya. Dia seolah-olah tersedar dengan semua perkataan Haji Nurdin yang benar itu.

Tetapi Haji Nurdin yang bijak itu meminta kepadanya untuk berfikir masak-masak.

“Sekarang fikirkanlah lagi keyakinanmu masak-masak. Apakah selama ini keyakinan itu benar-benar telah membuat kebahagian dalam hatimu? Kalau pun kamu akan masuk Islam, fikirkan juga masak-masak untung ruginya bagi kamu.

“Fikirkan apakah Islam boleh membahagiakan kamu? Saya beri tempoh satu minggu bagi kamu memikirkannya. Jangan sampai kamu menyesal nanti!” ujar Haji Nurdin.

“Sebelum saya keluar dari percakapan itu, Haji Nurdin sempat menjelaskan kepada saya bagaimana Islam mengatur kebersihan orang muslim dengan cara beristinjak dan berwudhuk. Dari penjelasan Haji Nurdin tentang istinjak dan wudhuk itu saya semaikn percaya kalau Islam itu agama yang sebenarnya,” kenang Bisara.

Sebenarnya, sebelum terjadinya dialog dengan Haji Nurdin pun, Bisara sempat dua kali meragukan keyakinan agama lamanya itu.

Pertama, ketika dia masih tinggal di kampungnya, setiap tahun baru di kampungnya diadakan pesta pora. Pada setiap malam tahun baru itu, setiap orang terutama anak-anak muda makan sampai sekenyang-kenyangnya.

Hampir semua orang di kampungnya setiap malam tahun baru jadi mabuk kerana kekenyangan. Bisara yang masih remaja itu sempat berfikir, apakah tidak ada aturan agama yang mengatur ukuran makanan yang boleh dimakan? Saat itulah ia mulai ragu dengan agama yang dianutinya.

Kedua, pada satu hari Minggu, dia terlambat datang ke gerejanya. Di tengah jalan di melewati geraja lain. Dia masuk ke gereja itu, tetapi di gereja itu dia tidak boleh melakukan upacara sembahyang, kerana upacara sembahyang di gereja itu berbeza dengan yang biasa dia lakukan di gerejanya. Keesokan harinya, ia bertanyakan masaalah itu kepada pendetanya.

“Sebenarnya, yang membawa agama ini berapa? Kenapa saya tidak boleh sembahyang di tempat lain?” tanya Bisara kepada pendetanya.

Ternyata pendeta itu tidak dapat menjawabnya. Dia hanya mengatakan bahawa hal seperti itu sudah merupakan peraturan yang tidak boleh dipertanyakan. Bisara kecewa dengan jawapan seperti itu. Tetapi semua peristiwa itu berlalu begitu saja. Dia tidak pernah memperdulikannya lagi. Sampai akhirnya, dia bercakap-cakap dengan Haji Nurdin yang membuat keyakinan mulai runtuh.

Kesempatan yang diberikan oleh Haji Nurdin untuk berfikir itu benar-benar dimanfaatkan oleh Bisara untuk merenungi kembali keyakinan yang selama ini dipeganginya.

Dia ingat betul keterangan yang dijelaskan oleh Haji Nurdin mengenai istinjak dan wudhuk yang merupakan salah satu ketentuan ibadah dalam islam. Dia jadi kagum terhadap ajaran islam yang mengatur umatnya sampai hal-hal yang kecil dan remah tetapi benar-benar bermanfaat bagi kebersihan manusia, baik dari segi fizikal mahu pun segi rohani.

Oleh itu, setelah berlalu masa satu minggu, dia meminta kepada walikota utnuk diislamkan. Walikota segera memanggilkan seorang ulama yang juga teman walikota itu. Bisara sendiri sudah lupa nama Ulama berkenaan.

Akhirnya dengan disaksikan walikota Medan Ahmad Syah, Haji Nurdin dan seorang tokoh Muhammadiyah Ende Pane serta ulama yang mengislamkannya, Bisara pun mengucapkan dua kalimah syahadah.


Tuesday, July 26, 2011

Cinta Yang Pasti

Remaja selalunya dikaitkan dengan cinta. Agak pelik jika dilihat seseorang yang memegang gelaran remaja tidak mempunyai perasaan ingin bercinta dan dicintai juga tidak ada keinginan untuk berkenal-kenalan (kononnya) dan berhubungan sama ada secara SMS ataupun surat (baru romantik kononnya) dengan sahabat lain yang berlainan jantina.





Adakah Islam membunuh terus naluri cinta ?



Adakah Islam langsung tidak memberi peluang kepada seseorang

untuk merasakan perasaan cinta?

Adakah Islam ini terlalu kejam apabila mengekang seseorang itu

daripada terjebak dengan percintaan ? Cinta remaja sering membuatkan kita menipu diri sendiri. Pada fikiran sebilangan remaja, 'cuma setakat menelefon dan menghantar mesej dan surat bukannya sampai berjumpa berdua-duaan di taman bunga' Islam adalah agama yang syumul! Segalanya sudah ditetapkan oleh syari'at supaya manusia tidak terus tenggelam pada bisikan dunia. Cinta yang diimpikan semasa remaja cuma fatamorgana yang tidak kekal. Cuma mainan remaja yang dibisik oleh hawa nafsu dan syaitan yang cuba menarik setiap bani Adam untuk bersamanya di neraka. Bukan begitu saudaraku...



(٣١) وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓ‌ۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬





Maksud : Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan).





Sedangkan mendekati zina pun sudah ditegah. Apatahkan lagi berzina!.





Mengapa Allah kata,

'JANGAN' kamu 'MENDEKATI ZINA'?





Mengapa tidak dikatakan,

'TIDAK PATUTLAH KAMU MENDEKATI ZINA'



atau

'TIDAK BAIK KAMU MENDEKATI ZINA'? Asyik daripada menelefon kekasih pujaan itulah akan menaikkan keinginan nafsu untuk berjumpa dan kemudian ke arah kegiatan-kegiatan yang seterusnya. Ini kerana Islam telah menegaskan bahawa mendekati zina itu saja sudah haram hukumnya, apatah lagi jika berzina.







Ketahuilah sahabat-sahabatku sekalian,



Sesungguhnya terdapat enam perkara yang mendekatkan diri kita kepada zina. Moga kita sama-sama dapat memelihara diri kita dari menghampiri dan kemudiannya melakukan perkara-perkara tersebut yang antaranya :



1. (Melihat) نظرة

-Zina itu bermula apabila seseorang itu tertarik kepada pasangan yang berlainan jantina dengannya





2. (Senyum)فسامهم

-Seterusnya senyuman diukir untukmenarik perhatian masing-masing





3.(Memberi Salam) فسلام



- Salam diberi sebagai tanda memulakan hubungan



4.(Bercakap Kosong) فكلام

-Setelah mengenal hati budi masing-masing, seringkali mnelefon dan menghantar mesej yang semuanya dipenuhi dengan cakap kosong dan angan-angan cinta





5. (Berjanji)فموعدون

- Mula mengikat janji untuk berjumpa untuk mengenali dengan lebih dekat dan melepaskan rindu di hati





6. (Berjumpa) فلقاءون

-Dan satu perjumpaan diadakan berdua-duaan (tiga sebenarnya - yang ketiga makhluk bernama syaitan) maka akan berlakulah zina di mana nafsu tidak mampu menahan amarah, disinilah permulaan zuriat dibuang di longkang-longkang, di celah-celah belukar serta semak samun, di tong-tong sampah, di jalanan dan juga di kaki lima. Di sinilah permulaan tergadai segala kehormatan diri. Disinilah permulaan untuk melepaskan nafsu yang tidak pernah kenal kepuasan dan maruah diri.







Zina bukan sahaja menggadai kehormatan diri malah kehormatan agama, masyarakat dan ibubapa malah merosakkan generasi ummah! Mahukah kamu untuk memalit najis yang hina di muka ibubapa setelah mereka membesarkan kamu ibarat menjaga sebutir permata yang berharga? Mereka juga yang telah bersusah payah melahirkan serta membesarkan kamu dengan menggunakan segala kudrat yang ada. Mereka yang telah banyak berjasa dalam kehidupanmu





Wahai rakan-rakanku sekalian,



Waktu ini bukanlah masanya lagi untuk kita bercinta. Perjuangan dan perjalanan masih jauh dan kita masih mentah untuk melalui alam percintaan.



Carilah cinta yang disandarkan kepada-Nya yang menjanjikan kemanisan di dunia dan kelebihan di akhirat. Sesungguhnya cinta kepada makhluk ciptaan-Nya merupakan satu fitrah yang tidak boleh dielak oleh seseorang yang bergelar manusia. Sedangkan Adam pun berasa sunyi tanpa kehadiran Hawa, bukan? Apakah yang tidak ada di syurga?



Fikirkanlah tentang ganjaran serta nikmat-nikmat yang bakal menanti kita di syurga yang tiada di dunia sementara kita melawan dari menuruti hawa nafsu kita yang sentiasa mahukan keseronokan yang tidak kekal juga kenikmatan yang tidak berpanjangan.



Marilah sama-sama kita menyeru diri kita serta kawan-kawan kita sekalian untuk kembali kepada ajaran agama kita sebagai pedoman mereka dalam kehidupan agar negara kita sentiasa dalam perlindungan dan rahmat Tuhan.



Wallahumusta'an.